Siswa titipan Allah kepada setiap guru. Anugerah yang diberikan menjadikan pengalaman baru. Banyak yang membutuhkan sentuhan kasih sayang dan keikhlasan. Sifat khas yang dimiliki menambah kesabaran bagi yang menghadapi. Menebar kebaikan tidak semudah membalik tangan. Harapan terkadang berbalik jadi cacian. Keikhlasan yang selalu tertanam dalam setiap jiwa yang akan selalu dinanti sampai kapanpun. Benarkah yang demikian harus selalu ada?

Keluarga merupakan pelindung bagi sang anak. keharmonisan hal yang paling diutamakan. Dalam sebuah rumah tangga antara seorang ayah, ibu, dan anak merupakan rantai kehidupan yang paling sederhana. Jika dalam satu keluarga ada yang tidak terbuka maka akan sulit mencari penyelesaiannya. Apalagi perasaan seorang anak yang selalu tertekan, maka apapun yang akan dikerjakan membentuk rasa khawatir. Menurut Lutfi Fauziah ahli syaraf untuk menghadapi ketakutan yang berlebihan diantaranya pasien dihadapkan langsung dengan penyebab ketakutan mereka (David Nield/Science Alert 24/11/2016). Jika seseorang akan melangsungkan pernikahan maka komitmen antara suami dan istri harus dibuat. Kelak jika memiliki anak tidak saling menyalahkan.

Di era Industri 4.0, semuanya serba canggih. Banyak hal yang harus diketahui oleh orang tua ketika memiliki anak. Dunia orang tua sudah tidak sama lagi dengan dunia anaknya. Jangan sampai peranan orang tua dalam membesarkan sang buah hati justru terjerumus. Seseorang yang tanpa keluar rumah dapat dengan mudah mendapatkan sesuatu yang sesuai keinginan. Karena itu untuk selalu menambah ilmu menjadi suatu keharusan. Kepemilikan gadged, yang seharuskan digunakan untuk keperluan orang dewasa, justru menjadi pegangan anak yang baru bisa memegang mainan. Sesekali dikenalkan menjadikan pengetahuan baru bagi sang anak. Pemberian yang seharusnya bukan untuk mainan, terkadang terlupakan. Terbiasanya seorang anak memainkan gadgednya sampai lupa akan kehidupan sosialnya. Ketika orang tuanya melarang untuk tidak menggunakan gadgednya, anak menjadi emosi.

Oleh karena itu peranan orang tua yang sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan seorang anak. Mulai sebelum lahir sampai anak memasuki masa sekolah. Ibu yang mengenalkan selalu akan ditiru. Ketika hamil, kondisi ibu sangat menentukan perkembangan janin selama sembilan bulan. Tidak boleh stress, selalu berdoa dan sabar. Banyak cara yang dilakukan agar bayi yang dilahirkan sesuai dengan yang diharapkan.

Perjuangan seorang ibu yang sedang melahirkan, seperti tentara yang sedang perang. Hidup dan mati menjadi tantangan yang harus dihadapi. Banyak kendala yang dialami selama kehamilan. Bukan hanya nyawa yang menjadi resiko, hartanyapun dikorbankan. Semua itu untuk anak yang diimpikan. Ketika lahir akan dirawat sampai tumbuh dewasa.

Amatlah penting peranan seorang ibu dalam kehidupan dilingkungan keluarga maupun dimasyarakat. Ibu, orang yang paling dekat dengan anak. Keikhlasannya, yang selalu membawa anaknya menuju jalan yang sesuai harapan. Ibu ibarat seorang guru, karena harus mendidik anak-anaknya menjadi cerdas dan membentuk karakter yang baik. Menjadi ibu bukan pekerjaan yang sangat mudah karena tugasnya yang tak kenal lelah. Memikul beban dan tanggung jawab yang sangat berat ketika dipanggil ibu. Apalagi harus membantu mencari nafkah, itu semua merupakan pekerjaan ganda disamping harus mengurus anak-anaknya.

Anak membutuhkan belaian dari orang tuanya. Pengorbanan yang dilakukan terkadang melebihi kemampuannya. Bapak, yang selalu berjuang karena harus menafkai keluarga. Apapun yang dilakukan, terkadang menantang dalam kehidupannya. Tidak mengenal waktu ketika harus berada diluar rumah. Jika anak terjadi mengalami kenakalan maka orangtua harus membuat komitmen lagi. Tugas utama dalam keluarganya, membuat seorang bapak harus dapat mengayominya.

Perkembangan kemampuan berbicara anak ketika memulai masuk sekolah dipengaruhi oleh banyaknya latihan oleh ibunya. Jika pada masa pertumbuhan tidak dirangsang maka potensi-potensi yang ada lambat laun fungsinya akan berkurang. Salah satu perkembangan berbicara anak dapat ditandai dengan adanya kemampuan yang biasa dilatih. Anak mampu menjawab pertanyaan dan berani mengungkapkan pendapatnya karena terbiasa olah rasa.

Dalam rumah tangga, ibu sebagai seorang yang dapat mengatur segala urusan rumah. Menyiapkan makan pada saat pagi hari, belum lagi harus mengurus dirinya berangkat bekerja. Seorang ibu harus bisa menyatukan anggota keluarganya dan menuntun agar bisa menggapai satu tujuan. Peran ibu yang tak kalah penting seperti peran seorang guru yaitu mulai dari mendidik anak dari segi moral, jasmani, rohani maupun sosial. Melalui pendidikan dari seorang ibu maka kepribadian anak akan terbentuk sepertinya. Keteladan seorang ibu merupakan cerminan bagi anak-anaknya. Ibu merupakan sekolah yang pertama bagi sang buah hati. Kepribadian seorang anak terbentuk karena bimbingan dan ketelatenannya. Ibu yang selalu membimbing anak-anaknya tanpa kenal lelah mulai dari dalam kandungan.

Ketika anak memasuki masa sekolah, maka pembentukan karakter beralih ke guru. Selama tujuh jam setiap hari, siswa berada di sekolah untuk memperoleh ilmu memiliki peranan yang penting. Selebihnya lima belas jam mereka di lingkungan keluarga dan masyarakat harapannya mereka tidak terbawa arus.Kondisi siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata tidak perlu harus diracuni. Oleh karena itu, tugas mendidik harus terus tertanam pada benak seorang guru. “ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” harus kita pengang teguh.

Sekolah sebagai tempat mendidik, harus benar-benar dapat kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu anak ketika memasuki sekolah yang baru harus memiliki kenangan yang baik. Perlakuan yang tertanam pada pikiran mereka akan terkenang. Perkenalan lingkungan yang baru, pada saat pengenalan akan terbawa sampai lulus. Seperti dalam pewayangan sering kali kita mendengar tokoh Gatotkaca. Pada waktu masih bayi namanya Jabang Tetuka. Dia dimasukkan dalam kawasan kawah candradimuka di gunung Jamurdipa oleh Narada. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalamnya. Setelah tiba masanya ditempa di kawah candradimuka, Tetuka muncul di permukaan sebagai seorang laki-laki dewasa. Batara Guru, raja Kahyangan menghadiahkan seperangkat pakaian pusaka kepada Tetuka. Sejak saat itu berganti nama Gatotkaca dan menjadi seorang yang gagah dan kesatria.

Kepribadian seorang guru terkadang akan menjadi panutan bagi siswanya. Dalam pepatah jawa guru disebut “sabdo pendeto ratu” artinya siswa lebih patuh pada guru dalam segala hal. Peranan guru dalam pendidikan amat besar andilnya, karena bukan hanya sekedar mengajar tapi juga mendidik. Kedatangan guru di sekolah 30 menit sebelum masuk, siswa merasa diperhatikan. Keramahtamaan guru maka akan tertananam karakter komunikatif. Menyapa siswa, mereka merasa diperhatikan dan berjabatan tangan membuat peduli sosial dan terjalin persaudaraan. Karena itu kebiasaan yang dilakukan akan jadi terbiasa, sesuai pepatah “ala bisa karena biasa”.Guru dalam menanamkan karakter yang sesuai dengan kepribadiannya, maka siswa akan mempraktekkan. Siswa itu seperti sebuah permata semakin digosok semakin bagus. Dengan kata lain siswa yang diberi belaian kasih sayang maka ada rasa keterkaitan. Elly Risman mengatakan orang tua harus ada sepenuhnya ada untuk anak. Pengganti orang tua di sekolah adalah guru, maka tugas itu yang akan menggantikan.

Mengubah pikiran siswa ketika di sekolah itu lebih mudah dari pada dilingkungan masyarakat. Seorang siswa pada saat proses belajar mengajar akan lebih tertanam dalam benaknya jika sudah diawali dengan membaca. Tidak ada lagi pelajaran dianggap sulit jika persiapan guru sudah sesuai. Pada perubahan kurikulum yang sampai sekarang berlaku selalu mengutamakan siswa. Terkadang seorang guru keegoannya membuat siswa merasa takut baik dari segi pelajaran yang diampuh maupun dari pribadinya. Anak yang berada di sekolah merupakan titipan Allah SWT. yang harus kita jaga dari berbagai segi. Bukan lagi muka masam yang kita berikan karena alasan pikirannya tidak mampu atau terkadang dibandingkan dengan pribadinya. Kasih sayang seorang guru patutnya dikedepankan. Kesan yang diterima siswa ketika pertama kali didapat dari seorang guru menjadi kenangan tersendiri. Jiwa besar yang dimiiki setiap guru inilah yang akan menghasilkan siswa berkualitas. Oleh karena itu sebaiknya guru mengenali dirinya sendiri, sebelum pada siswanya. Memberi pujian bukan cacian padanya. Mendengarkan dan memberi solusi yang dibutuhkan ketika berbuat tidak seperti biasanya. Ketika pembelajaran berlangsung maka guru harus mau dilihat orang lain. Permasalahan pada saat observer itu yang akan memperbaikinya. Pembelajaran akan diterima dengan baik jika sesuai dengan karakternya.

Iqro’, memiliki arti yang amat dalam. Bukan hanya sekadar membaca tetapi memiliki arti lebih karena menjaga kemurnian Alquran. Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan suatu hal diantara bagian dari Iqro’. Oleh karena itu dalam era sekarang pemerintah yang terus menggalakkan gerakan literasi sepatutnya dapat dukungan dari semua pihak.

Program literasi yang selalu didengung-dengungkan di negeri ini. Bukan hanya dilaksanakan oleh pemangku jabatan melainkan seluruh lapisan masyarakat. Gemerlapan pada saat orang Indonesia menjadi pendidik di Malaysia perlu dibangkitkan lagi. Sekolah, masyarakat dan keluarga merupakan bagian terpenting pencetak generasi sesuai harapan. Jika salah satu berjalan tidak seimbang maka mereka akan rapuh. Gerakan literasi diterapkan mulai kurikulum 2004. Ada empat tahapan dalam pembelajaran, membangun pengetahuan, menyusun model-model teks, menyusun teks sama-sama, dan menciptakan sendiri teks (Bobbi DePorter dalam Quantum Teaching, 2000). Tidak hanya sekadar membaca dan menulis tetapi cara memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi itu yang terpenting. Oleh karena itu, seorang guru tidak lagi membandingkan dirinya dengan siswa yang diajar. Seperti disebutkan dalam hadits: zamanmu tidak sama dengan zaman anakmu. Oleh karena itu amatlah penting selalu membuka diri bagi seorang guru untuk menerima dan menambah perkembangan ilmu pengetahuan. Jiwa besar yang dimiliki guru menjadi dambaan siswa. Rasa empati tidak kala penting juga harus dimiliki. Yang pada akhirnya diperoleh generasi yang hebat.